Sejarah Radio (Pesawat Radio)

SEORANG prajurit yang akan berangkat ke medan tempur, tentu harus mengenali medan pertempuran –lokasinya, jarak dari markas atau base camp, siapa kawan dan lawannya, apa senjata yang digunakan dan bagaimana menggunakannya, siapa komandannya, berapa jumlah pasukan, dan sebagainya. Demikian pula halnya seorang penyiar radio (radio announcer). Bak prajurit tadi, penyiar radio pun, sebelum “bertempur” di ruang siaran, harus mengetahui medan tempurnya, yakni stasiun radio, ruang siaran, perangkat siaran, ”musuh” yang dihadapi, dan sebagainya.
Pemahaman tentang dunia radio siaran ini akan menjadi “fondasi kuat”, bekal, sekaligus membangun ”frame” dan ”taste” tentang dunia siaran radio. Mengenal baik seluk-beluk radio ini juga akan membuat penyiar ”at home”, familiar, bahkan mungkin memiliki sense of belonging dan ”cinta” saat siaran.
‘Founding Fathers’
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Asal mula adanya sebuah radio didasari oleh sebuah penemuan-penemuan di bidang fisika pada Abad XIX M. Ada sejumlah nama yang bisa dikatakan sebagai pelaku sejarah radio. Mereka yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi ”founding fathers” atau bapak-bapak pendiri/penemu radio ini antara lain Michael Faraday, James Clerk Maxwell, Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.
Michael Faraday, seorang ahli fisika Inggris, penemu induksi elektromagnet dan formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik dan magnet.
James Clerk Maxwell, seorang ahli astronomi-fisika Skotlandia, penemu gelombang elektromagnetik (pengantar sinyal radio) yang merambat pada kecepatan cahaya.
Heinrich Hertz berjasa membuktikan teori elektromagnetik temuan Maxwell itu benar-benar ada. Ia membuat gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Ia pencipta alat pemancar (transmitter), antena, dan penerima sinyal (reciever).
Gaglieso Marconi, ilmuwan Italia, diakui sebagai “penemu pesawat radio”. Awal tahun 1890-an mempelajari ilmu- ilmu dasar temuan para ilmuwan tersebut di atas dan berusaha mengembangkan dan menerapkannya. Ia menemukan metode transmisi suara tanpa bantuan kabel. Dengan menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz, Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Hasilnya, peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa kawat. Itulah awal komunikasi radio. Marconi, peneliti tanpa gelar kesarjanaan, pun diakui dunia sebagai penemu pesawat radio komunikasi dan amatir radio.
Nikola Tesla megembangkan temuan Marconi. Ia bereksperimen tentang berbagai susunan transmisi tanpa kabel.
David Sarnoff menjadi kandidat terkuat untuk menyandang gelar “Bapak Radio Siaran”. Pasalnya, pria berjuluk “si pengkhayal sejati” ini dianggap sebagai penyusun cara penggunaan utama dari alat-alat yang diciptakan pendahulunya, Marconi, dengan memonya yang sangat terkenal, “Radio Music Box”. Itulah mengapa kini “radio identik dengan musik dan gudang lagu”. Dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima radio diproduksi massal untuk dikonsumsi publik. Tahun 1919, impian Sarnoff tewujud: pesawat radio diciptakan dan dapat dibeli umum. Kita pun bisa menikmatinya saat ini.
Lee De Forest adalah ilmuwan penemu tabung hampa udara, pelopor pendirian radio siaran (broadcasting) tahun 1916, sekaligus orang yang pertama kali menyiarkan berita melalui radio.
Frank Conrad, bekerja di perusahaan radio siaran pertama Westinghouse Company di Pittsburgh, AS, tercatat sebagai orang yang pertama kali menyiarkan musik melalui radio (1919).
Edwin Howard Amstrong mengembangkan tabung udara ciptaan De Forest untuk memperkuat sinyal radio hingga puluhan kilometer. Atas upayanya itu, Amstrong dikenal sebagai “penemu Radio FM” dan memperoleh Medali Franklin, sebuah penghargaan bagi para ilmuwan. Amstrong meninggal pada tanggal 1 Februari 1954.


http://rudyrustam.wordpress.com/2011/08/15/sejarah-radio/

Comments

Popular Posts